Meninjau Kembali Bendung Sungai Bawah Tanah Bribin II Sindon

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS) melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perencanaan Bendungan Andi Arwik, ST, M.Sc, Bersama PPK Air Tanah dan Air Baku BBWS Serayu Opak, Sony Santoso, ST, MT dan di damping oleh Direktur Teknik PDAM Tirta Handayani Gunungkidul, Toto Sugiharta, ST, P Melakukan survey di Instalasi Bendung Sungai Bawah Tanah Bribin II di Desa Sindon, Semanu, Gunungkidul, Senin(14/09/2020).

Bendung Sungai Bawah Tanah Bribin II merupakan salah satu sumber air baku di Gunungkidul memiliki teknologi yang canggih yang dikelola langsung oleh BBWS Serayu Opak . Kehebatannya terletak pada proses pengangkatan air dari sungai bawah tanah sedalam 104 meter dengan pompa yang bertenaga gerak dari sumber daya air itu sendiri menghasilkan air baku yang diangkat dengan debit 80-100 liter/detik ini dimanfaatkan oleh PDAM Gunungkidul untuk memasok kebutuhan sekitar 79.000 penduduk atau 6.000 KK tidak ada campur tangan energi listrik untuk memompa air dari dalam tanah dan mendorong ke bak penampungan di atas perbukitan.

Teknologi luar biasa hebat di Bendung Sungai Bawah Tanah Bribin II Sindon ini diperoleh dengan cara membendung aliran sungai bawah tanah. Energi hidrostatis air sungai bawah tanah yang diperoleh dari beda tinggi permukaan air yang telah dibendung dengan elevasi output yang dialirkan sistem pump as turbine itulah yang menjadi energi pendorong air dalam sungai bawah tanah itu mampu mengalirkan air ke permukaan tanah.Berjalannya waktu Bendung Sungai Bawah Tanah Bribin II Sindon mengalami kerusakan vital sejak bencana banjir Tahun 2017, yang berpengaruh pada sistem operasional penggerak tekanan air.

Sony Santoso ST MT  mengatakan awal mula kerusakan disebabkan karena gempa bumi pada 2006 lalu mengharuskan oprasi mengandalkan alat yang bekerja secara manual menggunakan genset, hal tersebut dinilai tidak efektif karena membutuhkan biaya besar untuk operasional instalasi tersebut. Kabarnya Pemerintah Indonesia juga sudah melakukan koordinasi dengan dengan tim ahli Jerman untuk melakukan maintenance namun setelah dilakukan upaya perbaikan masih mengalami kendala hingga sampai detik ini instalasi tersebut tidak beroprasi.

Dengan tidak beroperasinya Bendung Sungai Bawah Tanah Bribin II Sindon waktu kapasitas produksi PDAM menurun sementara permintaan terus meningkat. Direktur Teknik, Toto Sugiharta mengatakan bahwa harapan besar PDAM Tirta Handayani bisa Kembali memanfaatkan Bendung Sungai Bawah Tanah Bribin II sindon untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Gunungkidul. Jika beroperasinya Bendung Sungai Bawah Tanah Bribin II Sindon  akan dapat menyuplai khususnya untuk wilayah setempat dan sekitarnya juga untuk wilayah Kapanewon Tepus, Kapanewon Girisubo, Kapanewon Rongkop, Kapanewon Semanu, dan Sebagian Kapanewon Tanjungsari.

Dengan tersuplainya wilayah tersebut yang saat ini disuplai dari Sungai Bawah Tanah Bribin 1, supply aliran sebelumnya akan dialihkan untuk optimalsisai wilayah lain yang masih kekurangan air. Selain itu, PDAM juga terus berupaya mencari sumber-sumber air baru untuk dapat dimanfaatkan lagi bagi pelayanan PDAM.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *